Penulis: Diandra Ghifarini, Ni Made Laksmi, Muhammad Naimi, Muhammad Rayan Bramantyo
Universitas Paramadina sedang mempersiapkan pelaksanaan Grha Mahardika Paramadina (GMP) 2024, acara orientasi mahasiswa baru yang merupakan tahap kaderisasi awal bagi mahasiswa baru. Kegiatan besar ini rencananya akan dilaksanakan di kampus barunya di Cipayung, Jakarta Timur. Sementara itu, Pers Mahasiswa Universitas Paramadina, Parmagz, meninjau kesiapan gedung baru yang akan digunakan untuk GMP dan pembelajaran bagi Fakultas Falsafah dan Peradaban pada Selasa (24/8). Progres pembangunan kampus masih terus berlangsung terlepas dari dinamika dan tantangan dalam mempersiapkan GMP 2024.
Lantas, bagaimana status kesiapan kampus untuk GMP, apa saja kemajuan terbaru dalam pembangunan, dan tantangan apa yang harus dihadapi?
Sabtu (24/8/24) Parmagz melakukan wawancara dengan beberapa penanggung jawab pembangunan kampus Cipayung, diantaranya adalah Lutfhi selaku Project Manager dan Rama selaku Set Manager. Luthfi mengatakan ia telah mendapat kabar dari 2 minggu lalu bahwa GMP akan dilaksanakan di kampus Cipayung.
“Saya selaku Project Manager disini baru mendapatkan informasi akan ada GMP ini 2 minggu lalu terkait rencana teman-teman mahasiswa Paramadina akan penerimaan mahasiswa baru di Gedung A,” ucap Luthfi.
“Sejujurnya saya sempat curiga ‘pasti akan dipakai pak Rama gedung ini (Gedung A)’ karena mendapat informasi teman-teman Paramadina ‘terusir’ dari kampus Gatot Subroto yang tidak bisa dipakai acara GMP akhirnya kesini,” lanjutnya.
Pembangunan kampus Cipayung Gedung A ini mulai dibangun bertahap sejak setahun yang lalu dan selama proses tersebut terdapat banyak perubahan oleh pihak kampus.
“Gedung ini pun bertahap, perjanjian kami selaku main contractor disini perubahan-perubahan, tahapan desain dinamis berubah-ubah” tutur Luthfi.
Dalam perencanaannya GMP akan dilaksanakan di beberapa lantai Gedung A, antara lain; Lantai 1 (Lantai Dasar), Lantai 3, dan Lantai 8 (Aula). Luthfi mengakui terdapat perubahan-perubahan yang cukup mendadak dan baru-baru saja terjadi oleh pihak kampus.
“Lantai 1 ini minggu lalu Pak Hendro meminta kami untuk mengganti dari keramik menjadi marmer, karena menilai gedung ini cukup ‘wah’ jadi tidak ingin terlihat pakai keramik” lanjut Luthfi.
Dia mengakui bahwa saat pembangunan Gedung A ini maksimal hanya dapat menampung 200 orang. “Saya danger bahwa GMP nanti akan ada ratusan orang bukan 10 atau 20 orang, gedung ini saja (gedung A) dalam pembangunannya di suatu masa maksimal hanya sampai 200 orang tersebar”.
Bagaimana Pihak Kontraktor Mempersiapkan Acara untuk GMP?
Dalam penggunaan acaranya nanti, pihak kontraktor akan memfasilitasi Gedung A dengan memasang safety line yang rencananya dipasang di daerah tertentu untuk keselamatan dan keamanan. Luthfi mengakui saat pembangunan Gedung A di lantai 8 nanti akan ada pemasangan karpet, tetapi dengan adanya acara GMP nanti kemungkinan tidak dapat dipasang karena menurut Luthfi akan memakan waktu yang lama kepada mahasiswa baru.
“Kalaupun pasang karpet nanti pihak Paramadina akan lepas sepatu, jika 400 orang lepas sepatu di waktu yang bersamaan nanti akan ada kerepotan lagi,” ucap Luthfi.
Namun meskipun gedung ini masih dalam tahap pembangunan, pihak kontraktor akan memaksimalkan dan mendukung untuk keberlanjutan acara GMP nanti yang akan diselenggarakan pada 31 Agustus hingga 5 September 2024.
Bagaimana SEMA Paramadina Dalam Mempersiapkan Acara GMP?
Pada hari Selasa (27/8/24) Parmagz juga melakukan wawancara dengan salah satu pengurus Serikat Mahasiswa Universitas Paramadina yang bertanggung jawab mengenai acara GMP, Rendi Alfian. Rendi mengatakan bahwa telah ada pendekatan SEMA dan DKI dengan pihak kontraktor untuk acara GMP pada tanggal 31 Agustus nanti. Pihak kontraktor mengaku telah mengetahui adanya acara ini.
“Kita tuh pernah ngobrol sama mereka (pihak kontraktor) dua kali dimana pada saat yang kedua kali kebetulan ada pihak kontraktornya, kita melakukan perbincangan-perbincangan. Mereka menjelaskan kalau betul target mereka (pihak kontraktor) selesai di 2 September karena akan ada acara kemahasiswaan tanggal 31 Agustus nanti hingga September yang merupakan arahan dari rektorat, jadi aku menilai disana sudah ada sinkron,” jelas Rendi.
Rendi mengakui bahwa pada waktu yang bersamaan, ia melihat para pekerja sedang tidak bekerja. Pihak kontraktor mengakui bahwa hal tersebut terjadi karena ada hambatan mengenai keuangan dari kampus.
“Pada saat itu semua orang tuh pada gak bekerja, ‘ini maaf kenapa yang lain tidak bekerja ya, Pak?’ mereka (pihak kontraktor) ngomong kalo terjadi hambatan keuangan dari kampus,” ungkap Rendi lebih lanjut sekaligus menunjukkan kekhawatirannya atas pembangunan gedung tersebut.
Terkait acara GMP nanti, Rendi menjelaskan bahwa sudah ada obrolan antara SEMA dan pihak kampus. Obrolan terakhir dengan pihak kampus, mereka menjelaskan ruangan-ruangan apa saja yang akan dipakai nantinya mengingat waktu pelaksanaan GMP 2024 yang tinggal sebentar dan tidak akan bisa dilaksanakan di Universitas Paramadina Gatot Subroto lagi.
“Kita menuntut untuk fasilitas itu selesai, di waktu yang tepat walaupun gak 100% selesai yang penting layak pakai biar ada impresi ke mahasiswa baru bahwa kampus ini selesai,” tutupnya.
Sejauh Mana Progres Pembangunan Kampus Universitas Paramadina di Cipayung saat ini?
Menurut Kurniawaty Yusuf, M.Si, selaku Direktur Kerjasama, Pemasaran, dan Hubungan Alumni, memaparkan bahwa pembangunan kampus Universitas Paramadina di Cipayung sudah memasuki tahun ketiga dan progresnya tergolong cepat. “Kalau dihitung-hitung, kita sudah 2 tahun dan sekarang masuk tahun ke-3. Jadi, sudah ada 3 bangunan. Bangunan yang pertama memiliki 8 lantai sedangkan dua bangunan lainnya memiliki 3 lantai,” ujar Kurniawaty, Rabu (28/8).
Namun, terdapat beberapa kendala dalam proses pembangunan, terutama terkait penyesuaian dan pembangunan fasilitas tambahan seperti taman, kantin, dan musala. “Meskipun dalam perjalanannya ada beberapa kendala, seperti dalam proses pembangunan dan penyesuaian, karena ada rencana untuk membangun taman, kantin, dan mushola,” tambahnya.
Bagaimana Rencana Pelaksanaan Perkuliahan untuk Semester Baru?
Dengan perkembangan yang ada, Kurniawaty Yusuf mengungkapkan, “Pada awalnya, kami memprediksi bisa pindah di awal September, tetapi setelah melihat perkembangannya, kami baru bisa pindah di minggu ke-3 September. Jadi, tanggal 23 September baru kita bisa mulai kuliah offline”.
Dengan demikian, perkuliahan akan dilakukan secara online untuk sementara, yakni pada pertemuan pertama dan kedua, kemudian mulai pertemuan ketiga baru akan berlangsung secara offline.
Ia juga menjelaskan bahwa pembangunan akan terus berlanjut, termasuk area parkir, untuk memastikan kampus siap digunakan. “Semua fasilitas seperti lift, listrik, dan Wi-Fi harus sudah tersedia, sehingga nanti ketika mahasiswa mulai berkuliah di sana, tidak ada kekurangan”.
Apakah Perkuliahan Akan Dilaksanakan Secara Hybrid Jika Gedung Belum Sepenuhnya Terisi?
Mengenai kapasitas gedung, Ibu Nara (sapaan akrab Kurniawaty Yusuf) menegaskan bahwa perkuliahan tidak akan dilaksanakan secara hybrid. “Kebanyakan mahasiswa di sana adalah mahasiswa reguler. Ada 3 fakultas yang sudah diatur kelasnya di bangunan 8 lantai tersebut. Penempatannya cukup efektif, ada beberapa kelas, dan di lantai paling atas terdapat aula, ada rektorat, sehingga cukup memadai,” ungkapnya Rabu (28/8).
Dengan adanya peningkatan jumlah mahasiswa baru yang mencapai lebih dari 1000 orang, Ibu Nara optimis bahwa kebutuhan kelas akan terakomodasi dengan baik. “Kami semua sudah siap untuk pindah, tetapi kondisi di sana juga harus disiapkan dengan baik,” tambahnya.
Apa Tantangan yang Dihadapi dalam Hal Transportasi Menuju Kampus Baru?
Tantangan transportasi menjadi salah satu perhatian penting bagi pihak kampus. Ibu Nara menjelaskan upaya yang dilakukan untuk bekerja sama dengan pihak Transjakarta yang diharapkan dapat memfasilitasi mobilitas mahasiswa dan staf kampus dengan baik.
“Kami mengajukan surat agar Transjakarta bisa menyediakan bus menuju kampus kami. Peluangnya cukup besar karena di belakang kampus nanti juga akan dibangun apartemen, akan ada kampus-kampus baru juga yang pindah ke daerah kami, sehingga akan lebih ramai,” tutupnya.
Dengan semua persiapan ini, Universitas Paramadina berharap kampus baru di Cipayung akan siap menyambut mahasiswa pada waktu yang dijadwalkan, dengan fasilitas yang memadai dan keamanan yang terjaga. Tim kampus terus bekerja keras untuk memastikan transisi yang mulus menuju era baru perkuliahan di lokasi yang baru ini.