Pada hari Minggu (16/6), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Universitas Paramadina yang bergerak dibidang tari dan musik tradisional, T-Ta Paramadina, mengadakan acara tahunan bernama Reinkarnasi. Dengan mengusung tema Merayakan Keindahan Budaya Osing, acara ini diselenggarakan di Aula Nurcholis Madjid, Universitas Paramadina Gatot Subroto.
Ketua Pelaksana Reinkarnasi T-Ta Paramadina, Nayla Putri Hidayatika, menjelaskan bahwa tema ini diambil dengan tujuan untuk mengenalkan budaya Osing dan melestarikan Tari Gandrung yang merupakan budaya khas dari Kota Banyuwangi. “Kita sebenarnya terinspirasi dari film yang lagi booming banget, Badarawuhi. Nah, itu tuh tarian di filmnya merupakan Tari Gandrung, jadi dari situ kita angkat untuk konsep tahun ini,” jelas Nayla, Minggu (16/6).
Dalam pembukaan acaranya, pengunjung Reinkarnasi diperkenalkan tentang sejarah Tari Gandrung yang merupakan perwujudan rasa syukur masyarakat Banyuwangi atas hasil panen yang melimpah. Tarian ini merupakan penghormatan pada dewa-dewa dan leluhur yang diyakini oleh masyarakat sebagai pembawa berkah. Unsur penghormatan ini terlihat dan tergambar dalam setiap gerakan tarian yang menunjukkan harmoni antara manusia dan alam. Salah satu penari gandrung, Johana Syarief, mengungkapkan tantangan yang harus ia jalani selama proses mempelajari setiap gerakan tarian. “Kita persiapan kurang lebih sebulan. Kesulitannya sama kayak yang tadi disampaikan oleh moderator, yaitu ada di tempo lagu, apalagi saya basic-nya bukan ada di tarian Jawa Tengah maupun Jawa Timur. Tapi ini jadi pengalaman baru yang seru,” ucapnya.
Acara Reinkarnasi juga menghandirkan Dra. Nursilah, M.Si yang merupakan seniman dan akademisi yang telahh menggeluti bidang tari sejak tahun 1990-an. Sebagai pakar, ia banyak menanggapi penampilan Tari Gandrung yang dibawakan oleh anggota T-Ta Paramadina, baik dari sejarah tarian, arti setiap gerakan, simbol-simbol dari kostum penari, hingga filosofi setiap warna dan motif baju tari asli Banyuwangi itu. “Gandrung artinya jatuh cinta. Namun uniknya, keberhasilan tariannya adalah ketika dapat menghindari pasangannya atau lawan tariannya. Gandrung dan Osing ini berasal dari Jawa Timur dan menjadi salah satu subetnik yang paling populer yang tidak ada di tempat lain dan wajib untuk dilestarikan,” terang Nursilah dalam pemaparan materinya.
Reinkarnasi ditutup dengan pelantikan anggota T-Ta baru yang berjumlah 8 orang sembari mengucapkan ikrar T-Ta Paramadina. Acara ini juga dihadiri oleh Wakil Rektor Universitas Paramadina, Dr. Fatchiah E. Kertamuda, M.Sc. Dalam sambutannya ia mengungkapkan harapan besarnya terhadap T-Ta Paramadina. “Semoga kedepannya T-Ta dapat menjadi OKUP yang berprestasi baik di tingkat nasional maupun internasional agar nanti kampus memiliki sebuah prestasi yang juga menunjang akreditasi,” ujarnya.
Penulis: Novita Fitri Apriliana