Pembatasan Ruang Kebebasan Berekspresi Dan Ketakutan Terhadap Kehadiran Pers Mahasiswa Di Universitas Paramadina.

Pada 2 September 2024 hari pertama Grha Mahardika Paramadina (GMP) berlangsung, pada hari tersebut Parmagz selaku Organisasi Kemahasiswaan Universitas Paramadina (OKUP) melaksanakan liputan untuk kebutuhan kolom kabar kampus mengenai GMP hari pertama, akan tetapi tim liputan dari Parmagz mengalami keterbatasan dan kesulitan melakukan peliputan karena beberapa hal.

Hal ini dikarenakan GMP 2024 terkesan dipaksakan di kampus Cipayung yang belum selesai pembangunannya, adanya area yang disterilisasi menambah sulitnya akses lalu lalang, padahal banyaknya orang yang berkegiatan pembatasan area steril menjadi tak masuk akal ketika akses-akses yang harusnya memudahkan pergerakan malah menjadi terbatas.

Selain itu, tim kami juga tidak diberikan keleluasaan waktu dalam mendokumentasikan maupun mewawancarai peserta GMP, padatnya panitia yang berdiri di area pelaksanaan kegiatan menjadikan area kegiatan menjadi sangat terbatas dan sempit. Kami sangat mengerti bahwa ini dikarenakan belum adanya ruangan aula yang memadai untuk tempat kegiatan yang diikuti banyak orang.

“Sebelumnya aku udah izin ke ketuplaknya dan udah diizinin, kemudian kita liputan mondar-mandir karena peserta itu tersebar, kita kesulitan karena yang seharusnya kita liputan tiga orang tapi cuman bisa dua orang karena salah satu tim kita belum punya kartu pers meskipun anggota resmi Parmagz. Selain itu, kami mendapat teguran dua kali dari KDS dan mereka minta kalau mau liputan atau mendokumentasikan sesuatu harus izin melalui dia dulu”. Ujar salah satu reporter Parmagz

Kami tidak mengetahui alasan mengapa tim kami dibatasi untuk melakukan liputan langsung dan mendokumentasikan setiap rangkaian acara kegiatan, apakah karena banyaknya kekurangan dan ketidaksiapan kegiatan GMP, atau memang tim kami tidak diperbolehkan meliput karena bukan bagian dari panitia GMP 2024.

“Ketika saat waktu ISHOMA kita coba untuk wawancara peserta, terus kita ditegur lagi sama pihak panitia dari Divisi Acara yang bilang jangan lama-lama, seolah-olah kita ganggu jalannya acara, padahal udah ditemenin KDS juga” Tutur lanjutannya.

Tak berhenti disitu, hari ini Kamis, 5 September 2024 merupakan hari terakhir Grha Mahardika Paramadina (GMP) yang diselenggarakan di Kampus Paramadina Cipayung. Seperti biasa kami yang merupakan Organisasi Kemahasiswaan Universitas Paramadina (OKUP) yang bergerak di bidang Pers melakukan kegiatan peliputan, Selain liputan ada rangkaian kegiatan pengenalan UKM atau disebut OKUP day. 

Lagi-lagi reporter kami mendapatkan teguran dari panitia GMP seolah-olah kami akan mengganggu kelancaran acara ketika liputan, selain itu ada masalah juga terkait kegiatan OKUP day yang tiba-tiba ada perubahan jadwal dan tempat mendadak yang menimbulkan protes keras dari para petinggi OKUP.

Setelah banyak perdebatan akhirnya terjadilah audiensi dengan beberapa pihak yaitu Direktorat Kemahasiswaan, Serikat Mahasiswa, Ketua Pelaksana Kepanitiaan GMP 2024, namun dalam penjelasan pihak SEMA dan panitia tidak mengetahui bahwa ada tindakan-tindakan yang membatasi peliputan tim Parmagz. Mereka juga mengakui memang acara GMP 2024 tidak terkoordinir dengan baik, bahkan koordinasi antar panitia diakui kurang baik, banyak dari perwakilan OKUP yang merasa kecewa dan menyesalkan yang terjadi. 

Yang kami sesalkan sebagai media penyampai aspirasi mahasiswa adalah munculnya ketakutan dan kecurigaan terhadap ruang-ruang kebebasan berekspresi. Salah satu anggota Parmagz yang tergabung dalam tim kepanitiaan mengatakan “Parmagz itu selalu dimention saat evaluasi maupun briefing panitia”. 

Seolah-olah mereka takut kami memberitakan hal-hal yang tidak mengenakan bagi mereka, akan tetapi kami sadar betul mengenai kode etik jurnalis. Hal yang kami lebih aneh lagi adalah ketika kami meminta mewawancarai ketua pelaksana acara GMP 2024 beliau enggan untuk diwawancara, kami sangat menyesalkan karena banyak tuduhan muncul kepada kami tanpa adanya informasi yang berimbang.

Kami membagikan zine agitasi promosi kami kepada mahasiswa baru, kemudian tanpa ada koordinasi ataupun diskusi terlebih dahulu kepada kami, semua zine yang kami produksi dirampas dan diambil. Salah satu mahasiswa baru yang eggan disebutkan namanya bercerita bahwa dirinya sedang membaca zine, namun tiba-tiba tanpa ada alasan yang jelas panitia mengambilnya.

“Saya lagi duduk kak baca, terus tiba-tiba ada panitia yang bilangnya pinjem, tapi semuanya punya temen-temen saya juga diambil satu-satu.” ujarnya kepada kami.

Kami berharap panitia GMP dan SEMA tidak membatasi keleluasaan kami dalam melakukan peliputan dan bisa memberikan ruang untuk Pers melakukan rangkaian liputan dalam setiap kegiatan kampus. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *