Oleh: Naim Maulana
Seorang petani sedang memanen padi di sawah, di tengah terik matahari yang menyinari itu tentu sang petani tahan, karena ia sadar bahwa jika ia tidak segera memanen padi-padi itu ia dan keluarganya tidak akan bisa makan.
“BU, IBUU!!” Terdengar dari kejauhan memanggil.
“Aku wis keterima kampus negeri, Buuu!” Ia kembali memanggil.
Sang petani tersebut menoleh ke arah suara itu memanggil, ia melihat seorang perempuan dengan seragam putih-abu berlari mendekat ke arahnya.
“Ngopo to nduk? Kamu kenapa?” Sang Petani itu bertanya.
“Aku wis keterima kampus negeri, Bu! Aku wis keterima ning kampus top di negeri ini!”
“Alhamdulillah Ya Allah, anakku akan menjadi sarjana.” Petani itu senang mendengar kabar bahagia itu, benar-benar senang.
“Alhamdulillah Bu, aku wis keterima di kampus dan jurusan yang aku mau!”
“Ibu senang nduk, kamu bakal jadi sarjana satu-satunya di keluarga kita. Almarhum Bapak pasti bakal bangga dengan kabar itu”.
“Pasti dong, Bu. Anak Ibu bakal jadi wong sukses dan menyejahterakan Ibu dan Adek!”
“Aamiin nduk. Tapi nduk, bukan nya kuliah mahal banget, ya? Ibu takut tidak kebayar nduk”.
“Amaan, Bu. Insya Allah, kata alumni nduk, kampus negeri ra bakal keluarin mahasiswanya karena keterbatasan biaya. Lagian juga Pemerintah ngasih bantuan subsidinya besar ke Pendidikan Tinggi karena menurut mereka Pendidikan Tinggi wis jadi kebutuhan Premier dan semua kalangan layak duduk di Pendidikan Tinggi, Bu.”
“Alhamdulillah kalo seperti itu nduk, beruntung Pemerintah sadar akan pendidikan ya nduk”.
Di suatu Negeri, 2024