Transjakarta Apakah Sudah Menjadi Transportasi Umum Tanpa Kendala?

Penulis: M Alif Akbar

Jakarta, sebagai kota yang dicanangkan sebagai kota global, menghadapi tantangan besar dalam hal transportasi. Kemacetan yang sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari warga, memicu kebutuhan akan transportasi umum yang efisien dan terjangkau. Di antara pilihan transportasi yang tersedia, Transjakarta hadir sebagai solusi utama bagi warga yang ingin bepergian dengan mudah tanpa harus bergantung pada kendaraan pribadi. Dengan tarif yang terjangkau, yaitu Rp 3.500, Transjakarta menawarkan layanan yang relatif murah dan nyaman bagi berbagai lapisan masyarakat, terutama mahasiswa dan pekerja kantoran. Dalam beberapa tahun terakhir, Transjakarta telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan layanan, seperti penambahan armada bus, perbaikan infrastruktur halte, dan penyediaan fasilitas tambahan seperti Wi-Fi gratis, musala, serta tempat beristirahat di halte tertentu. Langkah-langkah ini tentu saja patut diapresiasi karena berhasil meningkatkan kualitas layanan transportasi umum di Jakarta.

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa masih ada sejumlah masalah yang harus diperbaiki oleh Transjakarta. Salah satu yang paling sering dikeluhkan oleh pengguna adalah masalah teknis pada sistem pembayaran.

“Saya sering mengalami saldo terpotong berkali-kali saat tap-out, karena ada mesin yang belum terintegrasi. Kita udah coba buat pengaduan tapi tidak ada tanggapan,  pengaduan langsung juga sudah saya lakukan tapi dari petugasnya bilang nggak kok, jadi sebenarnya banyak yang mengeluhkan hal yang sama cuman tidak ada respon dan menurut saya Transjakarta hanya fokus pada pembangunannya saja dan mengesampingkan fokus integrasi mesinnya, sebagai konsumen saya merasa dirugikan,” kata Firda (21), seorang pengguna setia Transjakarta.

Masalah ini bukan hanya merugikan secara finansial, tetapi juga menciptakan ketidaknyamanan yang seharusnya tidak terjadi pada layanan transportasi umum yang sudah lama beroperasi. Pihak Transjakarta, melalui juru bicaranya, mengakui adanya kendala teknis yang masih sering terjadi pada sistem pembayaran. Mereka berjanji akan terus melakukan pembaruan dan pemeliharaan sistem untuk meminimalisir gangguan. Selain itu, Transjakarta juga diharapkan segera memperbaiki layanan top-up kartu yang sering kali mengalami masalah seperti kartu yang tidak terbaca atau mesin yang rusak.

Tidak hanya masalah teknis, perubahan nama halte yang dilakukan baru-baru ini juga menjadi sorotan. “Pertama saya tidak tahu urgensi pihak transjakarta untuk apa mereka mengganti nama halte tentu hal ini mempersulit pihak gojek dan pelanggan, karena kesulitan saat penjemputan dan penurunan pelanggan, buang buang duit untuk ganti papan nama halte, contohnya cawang yang biasanya cawang soetoyo malah diganti sehingga kita sebagai pelanggan kesulitan dalam menghafal kembali, seharusnya pihak transjakarta memberi tau kita kenapa mereka mengganti nama haltenya, terimakasih,” ujar Perona (bukan nama sebenarnya, 21). Bagi sebagian pengguna, perubahan ini juga menambah kebingungan saat harus mengingat kembali rute perjalanan mereka, dan tak jarang membuat mereka salah turun halte.

Meski demikian, Transjakarta tetap menjadi pilihan utama transportasi bagi banyak warga Jakarta karena keunggulannya dalam mengatasi kemacetan dan memberikan alternatif yang ramah lingkungan. Beberapa armada bus Transjakarta yang sudah menggunakan energi listrik, menunjukkan komitmen Transjakarta ini dalam mendukung program pemerintah untuk mengurangi polusi udara di kota Jakarta. Ke depannya, diperlukan kolaborasi antara pemerintah dan pihak Transjakarta untuk terus meningkatkan layanan yang ada. Masyarakat juga diharapkan terus memberikan masukan yang konstruktif agar transportasi umum di Jakarta semakin nyaman dan dapat diandalkan.

Daftar Pustaka:

1. Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. (2023). Strategi Pengembangan Transportasi Umum di Jakarta. Jakarta: Kementerian Perhubungan.
2. PT. Transjakarta. (2024). Laporan Tahunan Transjakarta. Jakarta: PT. Transjakarta.
3. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. (2024). Program Transportasi Ramah Lingkungan Jakarta. Jakarta: Pemprov DKI Jakarta.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *